ILMU KOMUNIKASI UPI EXCHANGE – Iavo’s Story (Madagascar)


6616KM JARAK ANTANANARIVO—BANDUNG, DEMI MENUNTUT ILMU.

cr: dok pribadi

            Iavo panggilannya. Gadis dengan nama panjang Ramananarivo Iavo ini memulai untuk melangkah lebih jauh dengan menempuh perjalanan yang belum pernah ia tempuh sebelumnya—menimba ilmu di Indonesia. Gadis ini lahir pada 19 Januari 1991 di Arivanomano, Madagascar, dan memutuskan untuk masuk ke dalam dunia pendidikan sampai gelar edukasi terakhirnya, yaitu Master degree pada jurusan Sosial Politik di College Saint Joseph Mahamasina. Sebelum datang ke Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia, Iavo bekerja sebagai konsultan di Chez Moi.

            Tepatnya bulan Agustus, Iavo datang ke Indonesia dengan maksud untuk mendalami bahasa Indonesia yang bahkan tidak digunakan dalam negaranya sendiri. tetapi tekad bulatnya membuat ia bertahan disini

cr: dok pribadi

ALASAN DATANG KE INDONESIA

Mengapa Iavo memilih untuk datang ke Indonesia dan mempelajari bahasa ini?

Sebenarnya saya tidak bermaksud untuk memilih Indonesia dalam belajar bahasa dan pertukaran pelajar, pilihan pertama saya adalah Paris. Tetapi saya ditempatkan di Indonesia dan saya berpikir, kenapa tidak coba saya? mungkin Indonesia adalah tempat yang menarik. Meskipun saya tahu sedikit mengenai Indonesia, saya tidak pernah benar-benar datang ke Indonesia sebelumnya, jadi saya pikir ini adalah kesempatan saya.

Program apa yang sedang dijalani oleh Iavo saat ini?

Saya sedang menjalani program darmasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia, selama setahun. Tahun depan, saat saya sudah lulus belajar bahasa Indonesia, saya akan melanjutkan program KNB di UPI ini selama setahun. Program KNB adalah program pertukaran pelajar antar negara-negara berkembang, dan jurusan yang akan saya ambil dalam program tahun depan adalah Sosiologi di FPIPS.

Darimana Iavo mengetahui mengenai program darmasiswa dan KNB di UPI ini? Apakah melalui internet?

Saya tidak mengetahuinya dari internet, saya belajar bahasa di kedutaan Madagascar, lalu ada informasi mengenai pertukaran pelajar di berbagai negara. Saya langsung tertarik dengan program pertukaran tersebut dan mendaftar.

Apakah bahasa Indonesia kira-kira akan berguna di negaramu? Apa ada yang berbicara bahasa Indonesia disana?

Sebenarnya sangat jarang yang berbicara Indonesia, meskipun ada, tetapi sangat langka. Jadi saya pikir hal tersebut tidak akan terlalu dipakai di negara saya, tapi tujuan saya mempelajari bahasa Indonesia adalah untuk meneruskan studi disini, jadi tentu saya akan sangat berguna untuk belajar bahasa ini—meskipun bukan di negara saya.

cr: dok pribadi

PERBEDAAN INDONESIA-MADAGASCAR

Bagaimana kesan pertama saat menginjakkan kaki di Indonesia?

Saya sangat suka Indonesia, karena begitu banyak kemudahan yang didapat disini. Mulai dari tempat perbelanjaan, transportasi, makanan, dan lainnya begitu mudah untuk dijangkau. Negara saya lebih sulit untuk mendapatkan akses seperti di Indonesia, tetapi disini segalanya terasa mudah. Saya juga suka cuacanya karena cuacanya dingin, meskipun hujan tapi suhunya tidak terlalu ekstrim.

cr: dok pribadi

Apa perbedaan yang paling signifikan antara Indonesia dan Madagascar?

Pertama, tentu saja Indonesia terlihat lebih modern karena susunannya berbentuk kota. Di Madagascar, kita memiliki banyak hutan dan tidak semodern disini. Aksespun lebih mudah didapatkan disini. Lalu, alat-alat yang digunakan di Indonesia untuk melakukan sesuatu juga lebih modern—contohnya memasak, di Madagascar, saya masih menggunakan kayu bakar untuk memasak. Kompor hanya digunakan oleh orang-orang kaya yang memiliki uang, tetapi disini kompor digunakan oleh hampir semua kalangan.

Lalu dari segi ekonomi masyarakatnya juga berbeda. Di Madagascar, hanya ada dua kategori masyarakat, yaitu kaya dan miskin. Tetapi di Indonesia, saya melihat banyak orang yang berada di tengah-tengah dan menyeimbangkan keduanya.

Kemudian, dari segi cuacapun berbeda. Kami memiliki 4 musim, yaitu musim dingin (tetapi tanpa salju), musim hujan, musim gugur, dan musim panas. Tiap musim memiliki porsinya masing-masing selama 4 bulan, satu-satunya musim yang saya suka adalah musim gugur. Tetapi di Indonesia, cuacanya begitu stabil dan hangat. Meskipun hujan, tetapi dinginnya tidak ekstrim. Di Madagascar, ketika musim dingin suhu bisa mencapai 1 derajat. Lalu ketika musim hujan, hujan bisa turun setiap hari. Tetapi di Indonesia, saya suka cuaca dan musimnya.

Juga dari segi bahasa, di negara saya, hampir semua orang menguasai bahasa Perancis karena efek dari penjajahan, kemampuan kami dalam berbahasa Perancis lebih besar daripada bahasa Malagasi yang merupakan bahasa nasional Madagascar. Bahkan banyak yang tiba dapat menulis dan membaca Malagasi, basis bahasa yang digunakan di sekolahpun bahasa Perancis. Lalu, kesadaran orang-orang mengenai bahasa Inggris masih minim, ketika di universitas, berbicara bahasa Inggrispun dapat dikategorikan sebagai menyombongkan kemampuan. Nah, di Indonesia, kalian menggunakan satu bahasa yang digunakan orang-orang dari berbagai kota, yaitu bahasa Indonesia. tidak ada bahasa dari negara lain yang digunakan, basis pendidikan pun menggunakan bahasa Indonesia, kemudian kalian dapat bebas berbicara menggunakan bahasa Inggris di universitas karena banyak yang melakukannya. Jadi kesadaran akan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional sudah lebih tinggi.

Kemudian dari segi hargapun, di Madagascar lebih murah, meskipun perbedaannya tidak terlalu banyak, tapi tetap lebih murah.

Lalu, bagaimana dengan perbedaan rasa makanan Indonesia dan Madagascar?

Tidak terlalu beda. Kami juga membuat makanan yang asin-asin, lalu yang sangat melegakan adalah, kami juga memiliki nasi sebagai makanan pokok, jadi saya tidak perlu membiasakan diri lagi karena memang saya sudah terbiasa dengan nasi sebagai hidangan utama.

Apa tanggapan orang Madagascar terhadap pedas?

Orang-orang Madagascar tidak terlalu menyukai pedas, mereka memakan makanan pedas tetapi rasa pedasnya berbeda dengan pedas disini. Karena menurut saya, disini lebih pedas.

cr: dok pribadi

Menurutmu, apakah bahasa Indonesia dapat terbilang susah?

Ya. Menurut saya, bahasa Indonesia sangat susah. Bahkan saya tidak dapat menyebutkan ‘ng’ karena hal tersebut sangat asing di telinga saya. contohnya, ‘sayang’, saya tidak bisa menyebutkannya secara sempurna karena ada ng di belakangnya. Ada rumor yang beredar di antara siswa-siswi darmasiswa, bahwa untuk lulus dari kelas bahasa Indonesia ini, kami harus membuat semacam thesis dalam bahasa Indonesia sepenuhnya, saya tidak yakin dapat melakukannya.

Apa hal yang paling kamu sukai dari Indonesia dan berharap negaramu memilikinya?

Mungkin bahasanya. Saya berharap Madagascar dapat melestarikan bahasa Malagasi, dan menggunakannya sebagai bahasa pertama di negara saya. Padahal negara saya sudah tidak dijajah oleh Perancis, tetapi mengapa kami tidak dapat lepas dari pola pikir yang mengharuskan kita berbicara bahasa Perancis? Kapan kita akan menggunakan bahasa Malagasi sebagai bahasa pertama kita? Meskipun sudah dibuat program untuk belajar membaca dan menulis Malagasi, tetapi hal ini masih ironi mengingat generasi muda tidak sadar akan pentingnya bahasa dari negara kita sendiri.

Apa ekspektasimu yang ternyata tidak sesuai dengan kenyataan?

Dalam negeri saya, pola pikir bahwa uanglah yang menentukan segalanya masih tertanam. Segalanya disini adalah dalam hal traveling, dan berkunjung ke negara lain. Tetapi, ketika saya melakukannya, ternyata salah satu aspek yang tidak kalah penting selain uang adalah—kemampuan berbahasa. Baik itu bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, maupun bahasa yang berlaku di negara tersebut.

Apa harapanmu selama berada di Indonesia?

Saya harap saya dapat mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh dan baik. saya juga berharap bahwa saya tidak akan menyesali keputusan saya untuk melanjutkan studi dalam program pertukaran pelajar KNB ini di UPI, Bandung.


cr: dok pribadi

Share:

0 comments